Friday, May 6, 2016

Hindari Pelecehan Seksual, Berani Judes adalah Koentji

Tahun 2010 saya pernah bekerja sebagai pendamping wanita pekerja seks komersil di beberapa lokalisasi di Kabupaten Malang. Tugas saya gampang saja. Saya hanya datang menemui mbak-mbak, duduk di ruang tamu, ngobrol sambil makan gorengan dan kalau beruntung disuguhi kopi, kalau mau ya monggo ngebir. Ngobrolnya ringan saja, “laris a mbak? Rame a? Ora moleh a? anak sampean sehat a?” Logat Malang kalau bertanya diakhiri a dengan nada meliuk meninggi. Nada ini penting sebagai kunci kenyamanan ngobrol dengan mereka, sebagai simbol keakraban ala Arema/Aremanita.

Sunday, May 1, 2016

Menuntut Kesetaraan Tapi Minta Diistimewakan

Pernah pada masa lampau saya sedikit belajar kesetaraan gender dan gerakan feminisme. Gempita masa belia membayangkan indahnya kesetaraan-kesempatan yang sama dalam berkiprah laki-perempuan. Bersama kawan-kawan perempuan merasa berbangga bisa mengadakan acara seminar tanpa bantuan kawan lelaki. Bergerombol kawan perempuan nonton bareng di bioskop, film Memoar of A Geisha. Diskusi dengan kawan-kawan perempuan sambil ngopi di warung kopi emperan sampai larut malam. Pulang ngopi boncengan bertiga perempuan semua, masuk kosan jalan mindik-mindik takut ketahuan bu kos. Terkadang pas nginep di kontrakan kawan perempuan, kami nyoba ngisep rokok. Begitu sudah rasa merdeka! Wis ngeroso sangarrrr!!!
Labibsyauqi.blogspot.com