Malam itu harusnya menjadi malam yang penuh sukacita untukku dan keluarga kecilku. Malam itu aku sedang menyiapkan barang-barang yang hendak kubawa ke Manado. Aku akan merantau bersama suami dan anakku yang baru berusia satu tahun, suami akan memboyongku ke Manado. Tapi, sepertinya tidak demikian dengan ibuku. Dia tampak sedih melihatku yang sedang memasukkan barang-barang ke dalam tas besar. Memang dia sedang sakit, sudah sebulan dia hanya terbaring di kamar tidur, nampak dia makin lesu.
"Besok, kalau Ibu kurang sehat, lebih baik tidak usah ikut mengantar ke bandara" kataku.
"Ibu mau ikut saja, insya Allah besok kuat" pintanya.
"Jangan memaksakan diri, bu"
"Nggak apa-apa, Ibu nggak akan pingsan kok"
Lalu dia membaringkan tubuhnya di kasur kamarku, di dekat anakku, cucunya yang paling lecil.
"Kalau di Manado, tinggal di mana pun nanti, yang pertama usahakan cari masjid. Setidaknya tanya adakah pengajian ibu-ibu atau majelis ta'lim. Bagus kalau kamu diminta ngajar ngaji anak-anak. Jangan mau digajmenggerakkn, malah kalau bisa kamu yang harus menyumbang untuk kegiatan masjid. Nggak bisa nyumbang uang, nyumbang tenaga juga besar manfaatnya." Nasihat itu diungkapkannya sambil terpejam, sambil menahan sakit pening di kepalanya.