Wednesday, December 2, 2015

Manado, Mo Bilang Rindu mar Malu...

Ujung utara Sulawesi, sebuah kota yang indah dengan penduduk yang ramah. Aneka makanan dan jajanan khas yang kaya rempah sungguh menggugah selera. Pantai elok dengan keragaman mural bawah laut. Manado, City of Blessing. Nyiur melambai gambaran keindahan tanah yang dirindukan.

2 tahun tinggal di Manado adalah kesempatan istimewa, mengecap hawa hidup di daerah yang terkenal dengan wisata bawah air, Bunaken. Ada anekdot  mengatakan Manado terkenal dengan 3B: Bubur, Bunaken, dan Bibir . Bubur Manado memang lezat sekali, terbuat dari sayuran, bahan utamanya labu kuning dan rempah. Lalu Bunaken, siapa yang belum tau Bunaken, pulau yang terkenal dengan wisata batu karang yang indah, rugi sih selama tinggal di Manado belum sempat ke Bunaken *saaken pek aku. Dan Bibir, mmmm.... Kalo yang ini, gimana ya, nggak tau kenapa termasuk ikon 3B nya Manado. Mungkin, karena bibir nona dan tanta di Manado memang amboi indahnya, cantik nian .

Tradisi masyarakat Manado bisa dibilang suka mengadakan pesta. Mungkin, karena ajaran agama mayoritas di sana yang sering mengadakan ritual ibadah dari rumah ke rumah. Juga perayaan hari jadi atau ulang tahun setiap orang baik tua, muda, maupun anak-anak merupakan kewajiban agamanya bila mampu. Akulturasi ajaran agama nasrani dengan tradisi setempat kemudian menjadi adat istiadat yang tidak hanya dijalankan oleh umat nasrani saja. Umat islam maupun umat agama lain juga menjalankan sebagian tradisi yang tidak bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.

Kesadaran toleransi antar umat beragama ini menjadi harmoni yang indah di kalangan masyarakat Manado. Terbukti dengan adanya perayaan hari besar tiga agama selalu terasa meriah, meski tetap yang paling meriah tentu saja perayaan Natal sebagai perayaan agama mayoritas di sana. Hari raya Natal, semua warga membaur merayakannya, saling berkunjung ke rumah warga yang merayakan. Umat muslim maupun umat agama lain berkunjung ke rumah warga nasrani yang telah menyediakan aneka hidangan. Pun pada perayaan idul fitri, umat nasrani maupun umat agama lain berkunjung ke rumah warga muslim yang menyediakan aneka hidangan. Dan pada perayaan cap go meh, saya tidak sempat tahu bagaimana warga merayakannya. Karena kebetulan tidak punya tetangga beragama Kong Hu Chu. Yang saya tahu, pada perayaan Cap Go Meh ada arak-arakan meriah di jalan raya.

Sungguh, harmoni masyarakat seperti di Manado ini sangat sulit ditemukan di daerah lain, bahkan di belahan dunia mana pun. Menurut saya hanya ada di Manado. Meski ada teman bercerita bahwa di Palu dan Ambon juga demikian, bahkan terkadang orang kristen ikut menjalankan ibadah puasa ramadhan. Meski puasa sebatas ikut-ikutan atas nama kebersamaan. Tapi tetap menurutnya di Manado lebih meriah dan menyenangkan. Jadi ingat, biasanya awal bulan Desember begini sudah banyak bunyi petasan menyambut jelang hari Natal dan Tahun Baru .

Terang terus, saya betah banget tinggal di Manado. Kalau bukan karena suami pindah dinas kerja, kalau bukan karena ingin lebih dekat ke djawa, ingin rasanya Manado jadi rumah kedua saya . Dan berikut ini adalah tentang Manado yang saya rindukan, selamanya,.. Nyiur melambai, menggoda memanggi singgah pasiar.....:
*Alam yang subur. Keberadaan beberapa gunung berapi membuat wilayah Sulut dikarunai alam yang indah serta unik, dan material vulkanik yang dimuntahkan gunung berapi menjadi penyubur lahan perkebunan. http://regional.kompas.com/read/2015/03/09/15282881/Menengok.Tiga.Gunung.Api.Siaga.dan.Alam.Indah.Nan.Subur.di.Sulut. Itulah maka sayuran, rempah-rempah, aneka buah-buahan tropis seperti durian, rambutan, dan langsat sangat melimpah di Manado.
*Ikan melimpah. Sebagai pulau yang terletak di ujung utara Indonesia, potensi perikanan tidak diragukan lagi. Karena ikan yang melimpah maka menu utama sehari-hari jelas ikan. Sehingga, kuliner khas Manado pun tentu kuliner ikan. Mulai ikan bakar, abon ikan, mi Cakalang, hingga sambal roa yang terbuat dari ikan roa. Pokoknya aneka olahan ikan semuanya lezat,.
*Bakurebe makan . Bagi orang Manado, bakurebe atau berebut makanan bukan hal yang memalukan. Justru ini sebuah penghargaan atas hidangan yang disajikan, senangnya bakurebe makanan inilah yang membuat suasana makan bersama jadi akrab dan leko atau makin terasa maknyuss pemirsah.
*Hobi pesta. Seperti yang saya ceritakan di atas, bahwa pesta sudah menjadi tradisi masyarakat Manado. Tak heran, jika hampir tiap hari ada saja orang yang mengadakan pesta. Lengkap dengan elekton mengiringi tamu yang berkaraoke hingga larut malam bahkan pagi. Walaupun berpesta dan bernyanyi hingga dini hari, tetangga nggak bakal protes.
*Perempuan cantik & lelaki ganteng. Banyak orang cakep berkulit putih bersih ala indo. Kalo mau ketemu gadis secantik Angel Karamoy lagi jualan cabe di pasar, datang saja ke Manado. Atau kalo mau ketemu cowok seganteng Chef Juna lagi narik ojek, datang saja ke Manado. Yang seganteng Ruben Onsu jaga parkir kayaknya .
*Suka Minum. "Brenti jo bagate" slogan peringatan berhenti mabuk miras hanya sekilas dilihat. Minuman keras di Manado sudah menjadi bagian dari tradisi. Dijual bebas di hampir semua swalayan dan warung kecil. Sama sekali bukan minuman terlarang, mungkin sudah dianggap minuman kesehatan .
*Suka dandan. "Biar rumah so mo rubuh mar gaya tetap nomor satu" atau "Biar kalah nasi yan penting nggak kalah aksi". Nggak ada orang jelek di Manado, semua cantik, ganteng, keren. Bukan dilihat dari fisik ya, kalau fisik ya relatif, tapi dilihat dari kesadaran merawat diri. Orang Manado paling menomorsatukan penampilan. Rumah mau roboh, tapi gaya tetap ala orang gedongan. Tak heran, banyak ditemui orang dandan keren lagi selfie di depan rumah tripleks beratap seng, bagitu no biassaaaah. 
*Doyan pedes. Makanan apapun rasanya pedas, orang belanja rica atau cabe sekilo untuk kebutuhan rumah tangga itu wajar saja. Anak kecil pun sudah doyan yang namanya rica. Tapi memang, masakan Manado itu jempolaaaan. Karena olahan pedas itu yang bikin enak makan *elap iler. Contoh menu: ayam rica, ikan rica, babi rica, rw rica, paniki rica, semua rica pokoknya.
*Suka nyanyi. Banyak lagu Manado yang semua tentang cinta. Lagu tentang jatuh cinta atau patah hati nadanya sama, hampir mirip lagu balada gitu nadanya. Yang penting enak lah buat karaoke..

Contohnya lagu patah hati ini:
Judul lagu: Pigi Jo Deng Dia
Pigi jo deng dia
Pigi jo deng dia
Pigi jo sayang
Pigi jo deng dia
Pigi jo deng dia
Pigi jo sayang
Sapa yang nyanda mo sakit hati
Waktu trima tu undangan merah
Undangan voor ngana kaweng
Kaweng dengan dia
Kiapa dang dulu nda pernah bilang
Kalo kita dorang nyanda kase
Skarang ini su jadi bagini
Kita mo bilang apa
Reff :
Adoh... kasiang
Sampe hati ngana sayang
Se ancor-ancor bagini kita pe hati
Adoh... kasiang
Nyanda sanggup lagi sayang
Pigi jo deng dia
Pigi jo deng dia
Pigi jo sayang
Kiapa dang dulu nda pernah bilang
Kalo kita dorang nyanda kase
Skarang ini su jadi bagini
Kita mo bilang apa
Reff :
Adoh... kasiang
Sampe hati ngana sayang
Se ancor-ancor bagini kita pe hati
Adoh... kasiang
Nyanda sanggup lagi sayang
Pigi jo deng dia
Pigi jo deng dia
Pigi jo sayang

Ceritanya nih lagu tentang patah hati ditinggal pacarnya kawin sama orang lain, populer banget di Manado.

Yaah, akhirnya harus rela cukup 2 tahun saja tinggal di Manado. Manado selalu memberikan kenangan ternsediri bagi siapa saja yang pernah singgah pasiar ke sana. Manado itu unik, indah, dan romantis. Bisa dibilang Manado Paris van Celebes karena keromantisannya .

No comments:

Post a Comment