Wednesday, November 3, 2010

Perempuan-perempuan Minke

Pernah dirinya mengakui sebagai mata keranjang. Itu didasarkan pada penilaian kawan-kawan dekatnya. Dan bukan mata keranjang hidung belang, yang sebatas menyukai kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan lalu mempermainkan semaunya. Menuykai, mencintai, dan mengagumi kecantikan perempuan dengan keseluruhan. Jika ada kepatutan baginya bersanding dengan sang perempuan, maka diperistrilah dengan segenap tanggung jawab lelaki sejati. Jika tiada kepatutan, maka mengagumi sajalah, sekaligus menjadikannya inspirasi keagungan hidup.

Sang Bunda. Perempuan yang melahirkan dan mendidiknya dalam lingkungan kerajaan kecil bernama kabupaten. Perempuan jawa tulen, tak ada padanya pendidikan tinggi bagi perempuan di jamannya. Namun kecerdasanlah yang membuatnya mampu mengimbangi pola pikir suaminya yang bupati. Setiap anak pasti mengagumi ibundanya, begitupun dengan Minke. Dia yang selalu menantang kerasnya pikir dan teguhnya hati Minke.